Rupiah Tersungkur, BI Turun "Gunung" ke Pasar
Nilai tukar Rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pagi tadi sempat tersungkur ke level terendah sejak 2011 dengan menyentuh Rp13.865 per USD. Meskipun begitu rupiah telah kembali berbalik arah sehingga menguat dengan Rp13.320 per USD.
Hal ini karena Bank Indonesia langsung turun "gunung" ke dua pasar yakni pasar uang Valas dan pasar Surat Berharga Negara (SBN). Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan pihaknya mengumumkan kepada peserta pasar kalau BI ready to buy SBN sejak pagi tadi.
"Jadi setelah pasar melihat BI hadir di pasar valas dan SBN kursnya kemudian recover. Yang pada waktu pembukaan Rp13,400 sampai Rp13,865 per USD, memang sangat tidak mencerminkan fundamental. Sekarang terakhir ini spot saya lihat tadi di Rp13,250-Rp13,300 jadi pasarnya sudah balik," ujar Mirza di komplek perkantoran BI, Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Selain terkait masalah dari analisis terhadap kemenangan Donald Trump, menurut Mirza, memang ada penyebab lain yang membuat terpuruknya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS. Penyebab itu ialah soal kekhawatiran pasar apakah Indonesia akan melakukan kebijakan tertentu di currency market misalnya membatasi trading di currency market seperti yang dilakukan negara tetangga.
"Saya tegaskan bahwa Indonesia tidak akan melakukan pembatasan-pembatasan terhadap perdagangan valas di pasar uang. Saya tegaskan bahwa Indonesia tidak akan melakukan pembatasan-pembatasan pasar valas di pasar antar bank karena yang paling terbaik adalah biarkan pasar berjalan dengan baik," jelas Mirza.
Dirinya juga menilai sisi suplai dan demand valas juga akan balance mengingat para eksportir juga sudah mulai masuk untuk suplai valas, sehingga itu yang membuat kurs kembali stabil.
"Pokoknya (kalau) kursnya kembali bergejolak BI pasti akan hadir di pasar. Kalau BI hadir di pasar artinya kursnya nggak mencerminkan fundamental kan begitu," tutup Mirza.
Post a Comment for "Rupiah Tersungkur, BI Turun "Gunung" ke Pasar"